Advertise Here

1/17/2025

Serempak Digelar di 30 Kecamatan, Jumat Bersih akan Jadi Gaya Hidup di Kota Bandung

BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama seluruh lapisan masyarakat menggelar kegiatan perdana Jumat Bersih tingkat Kota Bandung di Jalan dr. Otten, Taman Westhoff, Kecamatan Cicendo, Jumat 17 Januari 2025 pagi. 

Jumat Bersih di Kecamatan Cicendo diikuti 250 peserta dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk pemerintah, masyarakat, dan swasta, bertujuan menanamkan kebiasaan hidup bersih sebagai tanggung jawab bersama.

Selain di Kecamatan Cicendo, Jumat Bersih juga dilaksanakan di 29 Kecamatan lainnya di Kota Bandung.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung program ini. 

Menurutnya, Pemkot Bandung dan masyarakat perlu kolaborasi untuk menciptakan budaya bersih.

"Kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Kota Bandung adalah rumah kita bersama, dan kebersihan menjadi cerminan bagaimana kita menjaga rumah ini," ungkap Zul.

Zul mengatakan, kebersihan lingkungan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus memperkuat citra Bandung sebagai kota jasa. 

Dengan terjaganya kebersihan, potensi wisatawan yang datang ke Bandung juga dapat meningkat, terutama pada akhir pekan.

Jumat Bersih ini diharapkan tidak hanya menjadi program rutin, tetapi juga mendorong masyarakat menjadikan kebersihan sebagai gaya hidup. 

Zul menambahkan, edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk menyebarluaskan pesan kebaikan dan mengajak lebih banyak orang bergabung.

"Media memiliki peran besar untuk menyampaikan pesan ini. Dengan menyebarluaskan hal baik, kita bisa menarik lebih banyak partisipasi di Jumat Bersih berikutnya," katanya.

Pemkot Bandung juga meminta koordinator di tingkat kewilayahan untuk terus memantau dan melaporkan hasil kegiatan ini, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara nyata di seluruh wilayah kota.

"Kebersihan adalah fondasi kota yang sehat dan nyaman. Mari bersama-sama menjadikan kebersihan sebagai gaya hidup di Kota Bandung," jelas zul.

Sementara itu, Camat Cicendo, Bira Gumbira menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya menangani kondisi darurat sampah di Kota Bandung sekaligus membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan. 

"Jumat Bersih adalah agenda rutin mingguan yang tidak hanya bertujuan membersihkan lingkungan, tetapi juga membangun budaya hidup bersih di semua lapisan masyarakat," ujarnya.

Selama kegiatan, para peserta melaksanakan penyapuan jalan, pengecatan fasilitas umum, pembersihan saluran air, hingga penyemprotan trotoar.

Kegiatan Jumat Bersih diharapkan menjadi momentum bagi warga Bandung untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan. 

Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta, kebersihan dapat menjadi bagian dari identitas warga Bandung. 

1/16/2025

Bahas Pinjol, Antarkan Nadya Menangkan Lomba Esai Matematika Nasional


BANDUNG -
 Antara matematika, gen Z, dan pinjaman online (pinjol).

Itulah hubungan segitiga yang dibedah dalam esai berjudul "Jurang Ketidaksetaraan: Saat Pendidikan Matematika Tak Lagi Jadi Prioritas Gen-Z" karya siswa SMA Tunas Unggul, Nadya Rasti Allya Syabela. 

Esai tersebut mengantarkannya menjadi juara 1 Lomba Esai Matematika Nasional pada ajang "Gema Mahasiswa Matematika UPI 2024". 

Dengan tema esai "Dampak Kurangnya Akses Pendidikan Matematika pada Kesetaraan Sosial dan Ekonomi", Nadya mengirisnya menjadi lebih dekat kepada masyarakat dengan isu pinjol. Dalam esainya, Nadya menuliskan data bahwa banyak gen Z di Indonesia yang menjadikan pinjol sebagai solusi finansial, namun merasa berat saat membayaran cicilan. 

"Karena, salah satu masalah orang yang pinjol itu enggak memperhitungkan bunga, padahal bunga itu pasti bertumbuh dan bisa dipelajari dengan konsep matematika dasar dalam deret geometri," tuturnya saat ditemui di sekolah, Jln. Abah Sastro No.20, Kota Bandung, Rabu (15/1/2025).

Di sinilah pisau analisis esainya mengungkap kurangnya literasi keuangan, minimnya penguasaan ilmu matematika serta dorongan fenomena fear of missing out (FOMO/takut ketinggalan tren) menjadikan pinjol sebagai solusi finansial yang semu. "Apa pun alasannya (untuk menggunakan pinjol), kita harus bisa memperhitungkannya dengan matang," ujar sulung dari tiga bersaudara ini. 

Ia mengatakan, prestasi yang diraih tak lepas dari bimbingan Bu Mega, guru pendampingnya. Ia juga sangat terbantu dengan program riset trail yang digagas oleh sekolah sehingga dirinya terlatih untuk menulis ilmiah dari waktu ke waktu. Selain itu, melalui program mentoring, mentalnya tetap terjaga, alih-alih burnout karena selalu ada Bu Damar, guru mentornya yang selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah dan masalah yang ia hadapi.

"Aku lihat peserta lain presentasinya amaze banget, tapi aku bilang ke diri sendiri, 'Oke Nad, kamu udah lakuin yang terbaik'. Hasilnya pun bikin aku speechless. Alhamdulillah, proses ini bisa aku lewatin dan dapat bonus sebagai juara. Aku bersyukur banget," ungkap siswa kelas XI tersebut.

Berlari dalam Dua Lintasan

Lembar esai yang ia tulis tak selesai tanpa perjuangan. Ia bercerita, saat menggarap esai tersebut, ia pun sedang  mempersiapkan kegiatan di sekolah. Berperan sebagai wakil ketua OSIS membuatnya harus berlari dalam dua lintasan secara bersamaan. "Karena itu, aku menyelesaikan esai saat masa perpanjangan lomba. Langsung dikebut seminggu dan hanya revisi dua hari," ceritanya. 

Namun, cerita belum selesai. Setelah esainya rampung dan lolos sebagai finalis, saatnya Nadya menyiapkan bahan untuk persentase. Kondisinya masih sama, ia masih berlari di dua lintasan. Namun, kesibukannya di OSIS tak menjadikan lalai pada tanggung jawab. "Meski kejar-kejaran, aku sadar salah karena sempat menunda-nunda, namun kewajiban harus diselesaikan," komitmennya. 

Dalam hectic-nya, siswa yang hobi menulis tersebut menceritakan kejadian yang menghadirkan tawa. Pada hari persentasi, ia sudah janjian sama Bu Mega untuk bertemu di kampus UPI. "Ketika sampai, Nadya lekas menelpon Bu Mega. Ternyata aku salah, Bu Mega bilang kampus UPI yang di Setiabudi, aku malah pergi ke kampus UPI Cibiru," ungkapnya diiringi tawa.  

Kejadian itu membuatnya sedikit datang terlambat, namun hasil akhir tak mengkhianati usahanya. 

Siapkan Jadi Future Problem Solver

Sementara itu, Kepala SMA Tunas Unggul, Zainal Malik Firdaus menjelaskan, riset trail adalah upaya sekolah untuk melahirkan lulusan yang siap menjadi future problem solver

"Kami ingin lulusan sekolah ini bisa berkontribusi di lingkungan global. Kita beri bekal dengan skill problem solver (pemecah masalah) melalui program riset trail dengan penulisan ilmiah. Mereka jadi tahu dan terbiasa menemukan masalah, mengidentifikasi, dan menemukan solusinya," tuturnya.

Dengan visi "Creative Life Design, Future Problem Solver", SMA Tunas Unggul berharap para siswa mampu mendesain kehidupan mereka dengan cara yang kreatif sekaligus menjadi manusia yang bermanfaat untuk masyarakat.

1/10/2025

BPK Serahkan LHP Kepatuhan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah kepada Pemkot Bandung




BANDUNG -
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Barat menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Kepatuhan Pengelolaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lainnya untuk Tahun Anggaran 2024 (hingga 31 Oktober 2024). 

Kepala Perwakilan BPK Provinsi Jawa Barat, Widhi Widayat menyerahkan dokumen LHP kepada Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, di Auditorium Lantai 5 Kantor BPK  Jawa Barat, Jalan Moch Toha No.164, Kota Bandung, Jumat, 10 Januari 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari LHP Semester II Tahun 2024 yang mencakup 13 pemerintah daerah di Provinsi Jawa Barat dan KPU Provinsi Jawa Barat.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan, BPK menemukan sejumlah permasalahan yang haris diperbaiki.

Widhi menuturkan, temuan ini memerlukan tindak lanjut segera untuk memperbaiki pengelolaan pajak daerah. 

"Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi LHP BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP diterima. Ini sesuai dengan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara," ujarnya.

Pemeriksaan dilakukan secara uji petik terhadap unit-unit dalam populasi yang dipilih untuk diuji. Kesimpulan diambil dengan mempertimbangkan materialitas permasalahan berdasarkan metode pembobotan terhadap aspek dan sub-aspek pemeriksaan.

Penyerahan LHP ini mengacu pada Pasal 17 Ayat (5) dan (6) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004. Sesuai dengan regulasi tersebut, laporan disampaikan kepada DPRD dan kepala daerah sebagai bentuk akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Bandung untuk segera menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan. 

"Kami akan memastikan temuan yang ada ditangani dengan baik agar pengelolaan pajak dan retribusi daerah semakin transparan dan akuntabel," ungkapnya.

Dengan diserahkannya LHP ini, Pemerintah Kota Bandung diharapkan dapat meningkatkan tata kelola keuangan daerah, khususnya dalam pengelolaan pajak dan retribusi, sehingga mendukung optimalisasi Pendapatan Asli Daerah.