BANDUNG - Kampanye pelestarian lingkungan kembali bergema di Kota Bandung. Kali ini dukungan diberikan oleh
Jawa Pos TV dan JawaPos.com serta berbagai pihak yang telah berkontribusi.
Kegiatan Bandung Bersinar (Berwisata Nir Emisi dalam Mengurangi Pencemaran) ini sebuah rangkaian kampanye kolaboratif untuk mendorong pariwisata rendah emisi melalui edukasi publik, sinergi lintas sektor, serta akselerasi penggunaan transportasi berbasis listrik.
Kegiatan tersebut berlangsung pada 13–14 Desember 2025 di Kota Bandung, sebagai upaya konkret mendukung target Net Zero Emission 2060 sekaligus memperkuat daya saing Bandung sebagai destinasi wisata hijau dan berkelanjutan.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyampaikan, Bandung Bersinar merupakan sebuah inovasi yang wajib didukung oleh berbagai pihak.
"Upaya mewujudkan wisata Nir Emisi itu menjadi strategi untuk menciptakan nilai tambah bagi sektor pariwisata Kota Bandung," katanya.
Farhan menyambut baik inisiatif yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri pariwisata hingga produsen kendaraan listrik.
"Ini menunjukkanbahwa Bandung merupakan kota kolaborasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Pemerintah Kota Bandung telah menegaskan penguatan peran daerah melalui perencanaan dan kebijakan, seperti Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RADA-GRK).
"Terdapat juga integrasi isu perubahan iklim dalam dokumen pembangunan dan tata ruang, pengembangan transportasi rendah emisi meliputi transportasi publik, jalur pedestrian dan sepeda, hingga pembatasan kendaraan di area tertentu serta penguatan program pengelolaan sampah Kang Pisman," bebernya.
Dari sisi solusi teknologi, paparan industri menyebutkan, sektor transportasi merupakan salah satu kontributor utama pencemaran udara perkotaan. Kendaraan listrik dinilai memberikan dampak langsung karena tidak menghasilkan emisigas buang saat digunakan, sekaligus mampu menekan tingkatkebisingan.
Studi yang disampaikan juga mengestimasi bahwa penggunaan kendaraan listrik untuk rute wisata sejauh 50–80 kilometer per hari berpotensi menurunkan emisi hingga 1,5–2 tonCO₂ per tahun per unit. Jika diadopsi secara lebih luas, potensi penurunan emisi dinilai dapat meningkat secara signifikan.
Sementara itu, Ketua Lintas Komunitas Bisnis Rent Car (LKBR) Michael Randalna Ginting menekankan, transisi ke kendaraan listrikdi sektor rental bukan sekadar tren, melainkan peluang bisnis yang menjanjikan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
"Biaya energi kendaraan listrik lebih hematdibandingkan bahan bakar minyak, serta berkontribusi langsungpada peningkatan kualitas udara perkotaan," tuturnya.
Di tempat yang sama, Manajer PLN UP3 Bandung, Donna Sinatra menegaskan, dukungan PLN terhadap program Bandung Bersinar sebagai bagian dari transisi energi dan upaya pengurangan emisi.
Ia menyebut penerapan transportasi listrik di kawasanwisata memberikan manfaat ganda, yakni menciptakanlingkungan yang lebih bersih sekaligus meningkatkankenyamanan wisatawan.
"Kami berkomitmen dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik, termasuk melalui pengembangan infrastruktur pengisian daya dan integrasi layanan digital lewat aplikasi PLN Mobile," katanya.
Hingga saat ini, PLN telah membangun sejumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan ekosistem pendukung lainnya yang terus dikembangkan melalui kolaborasi dengan berbagai mitra.
Melalui Bandung Bersinar, para pemangku kepentinganmendorong lahirnya komitmen awal penggunaan kendaraan listrikdi sektor pariwisata, sekaligus memperkuat kolaborasi antarapemerintah, BUMN, industri, dan komunitas.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadikan Bandung sebagai pilot city wisata rendah emisi yang berakar pada karakter lokal dan relevan untuk direplikasi di daerah lain.